Beda Madu Hutan dan Madu Ternak

Indonesia adalah negara tropis dengan luasan hutan yang sangat besar. Hal ini menjadi salah satu penyebab melimpahnya madu di negeri ini. Iklim di Indonesia juga sangat kondusif sebagai tempat berkembang biak lebah sehingga kualitas madu tanah air adalah salah satu yang terbaik di dunia.
 
Madu Indonesia terdiri dari dua jenis yaitu madu hutan dan madu budi daya. Peneliti lebah dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Kehutanan mengatakan madu budi daya berasal dari perut lebah apis mellifera. Lebah mellifera biasanya diternakkan. Sehingga madu budi daya juga dikenal sebagai madu ternak. Sudiro, petani madu asal Jepara, Jawa Tengah, memiliki ratusan papan lapis kayu yang berisi koloni lebah mellifera. Menurut Sudiro madu ternak biasanya berasal dari bunga yang sama. Inilah yang membuat madu ternak kerap dilabeli sesuai asal bunganya, misalnya, madu randu berasal dari pohon randu, madu sonokeling, dan madu lengkeng. Lebah ternak bersarang di tempat yang sudah dibuatkan oleh petani. Mayoritas sarang lebah ternak berbentuk kardus kotak.


Adapun madu hutan berasal dari perut lebah apis dorsata. Lebah ini mencari nektar bunga dari tanaman di hutan. Lebah dorsata hidup liar di hutan. Menurut Penelitian, lebah ini bersarang di pohon dengan ketinggian antara 20-30 meter. Satu pohon bisa terdapat 100-200 sarang. Berbeda dengan petani lebah ternak, usaha petani madu hutan lebih berat pada proses pengambilan sarang lebah. Hal tersebut karena letak sarang lebah hutan bisa berada di berbagai bagian dari pohon, bahkan seringkali di ujung cabang pohon.


Sangatlah sulit untuk mengidentifikasi madu hutan yang dipanen berasal dari jenis nektarnya. Berbeda dengan madu ternak, penamaan madu hutan mengacu pada lokasi misalnya madu hutan tesso nilo berasal dari Hutan Tessno Nilo, atau madu hutan dari Hutan Danau Sentarum dikenal dengan nama madu hutan Kalimantan. Warna madu hutan rata-rata merah gelap, sedangkan madu ternak warnanya lebih cerah. Madu hutan juga lebih encer karena sarangnya berada di lokasi terbuka sehingga potensi terpapar air hujan lebih besar. Adapun sarang lebah ternak berada di tempat tertutup terlindungi dari air. Kandungan madu hutan maksimal 22 persen sedangkan madu ternak maksimal 18 persen. Berdasarkan acuan Standar Nasional Indonesia (SNI) madu disebut asli atau murni jika kandungan airnya maksimal 22 persen. Madu hutan mendominasi volume madu nasional, yaitu sekitar 75 persen. Sisanya disuplai oleh madu ternak sebesar 25 persen.

Untuk soal harga madu di pasaran sangatlah bervariasi. Madu ternak biasanya dibanderol dengan harga Rp 150-200 ribu per liter. Adapun madu hutan umumnya dibanderol Rp 200-700 ribu per liter. Salah satu madu hutan termahal adalah madu hutan pelawan Bangka Belitung yang dibanderol Rp 500-700 ribu per kilogram. Berbeda dengan madu hutan pada umumnya, madu hutan pelawan lebih cerah.

Adapun Madu Hutan Amfoang adalah salah satu jenis Madu Hutan Nusantara yang berasal dari Hutan Nusa Tenggara Timur (NTT). Para pengumpul madu hutan di desa Amfoang, NTT secara berkelompok mengumpulkan madu yang tersebar di pepohonan hutan Timor NTT. Salah satu keunikan madu hutan Amfoang adalah memiliki tekstur yang gelap dan kental karena konsentrasi kandungan nutrisi pada madunya sangat tinggi.